Labels
- 17-an (1)
- Cerita Sufi (2)
- Duka (3)
- Gaby (1)
- Gallery (4)
- Happy B'Day (2)
- Ilmu Pengetahuan (1)
- Info (9)
- Info Kesehatan (6)
- Jualan Pulsa (1)
- Komputer (2)
- Kopi Pagi (1)
- Nasional (1)
- Ngumpul (1)
- Pidato SBY (1)
- Pulang Kampung (1)
- Ramadhan (2)
- Renungan (3)
- Reuni (1)
- Rumah di wikimapia (1)
- Tips dan Trick (4)
Friday, September 03, 2010
Bagi yang jeli, pidato presiden SBY pada Rabu malam tidak hanya tegas namun juga peringatan untuk Malaysia. Berikut penjelasan supaya banyak yang tahu.
Elit Malaysia yang umumnya dikuasai dari etnis Melayu, biasanya suka berpantun untuk menyatakan isi hati dan kehendaknya yang tersamar pada pihak yang berhajat dan orang yang dihadapinya.
Beda halnya dengan Elit Indonesia yang banyak dipegang etnis Jawa, yang lebih cenderung memakai bahasa-bahasa simbol untuk menyampaikan pesan yang tersamar.
Pemilihan pidato resmi Presiden di MABES TNI, bukan di Istana, bukanlah suatu peristiwa kebetulan. Itu sebuah simbol yang dalam yang hendak disampaikan sang presiden kepada rakyat dan Pemerintah Malaysia.
Juga kalau di belakang sang Presiden ada di latar-belakangi merah-putih, bukan gambar peta kepulauan Indonesia seperti biasanya, itu juga bukan sebuah kebetulan. Itu simbol.
Dan terakhir, nada dan isi pidato Presiden yang tenang (tidak berapi-api), yang lebih mengutamakan persahabatan, sejarah, dan tak menginginkan adanya kekerasan, itu juga sebuah simbol.
Pidato yang menyerukan untuk menjauhi kekerasan tapi dilakukan di MABES TNI, menyiratkan bahwa jajaran militer (TNI) hingga saat ini kompak berada di belakang Panglima Tertingginya yaitu Presiden RI.
Itu ibarat dia berdiri di depan seluruh prajurit TNI beserta Jenderalnya, mengingatkan Malaysia bahwa NKRI itu bisa saja memakai cara-cara diplomasi yang keras (hard diplomacy) dengan memanfaatkan kekuatan di semua bidang (bukan hanya militer), tapi mengingat yang di hadapi saat ini adalah negara sahabat yang dekat berdasarkan hubungan kekerabatan etnis dan kesejarahan, cukuplah diselesaikan dengan cara-cara musyawarah (perundingan) mengenai penyebab perselisihan, dan sedapat mungkin menghindari cara-cara kekerasan, apalagi sampai PERANG.
Lalu balutan merah-putih di latar belakang mimbar sang Presiden itu, itu menunjukkan bahwa kedaulatan NKRI itu bagaimana pun tetap berada paling atas dalam sejarah perjuangan rakyat Indonesia, dan sejarah menunjukkan bahwa telah jutaan darah pejuang Indonesia yang telah tertumpah untuk mempertahankannya.
Kerena Melayu-Malaysia yang menjadi etnis terbesar di Malaysia dan umumnya mereka adalah muslim yang paham sejarah perjuangan Rasulullah, mereka juga pasti pernah membaca dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, bahwa salah satu bendera Peperangan Rasulullah saw adalah berwarna Merah dan Putih.
Balutan merah-putih itu, bukan sekedar simbol bendera NKRI, tapi itu juga simbol bendera PERANG! Makanya pejuang dulu selalu mengikat warna merah-putih itu di kepalanya saat melawan Belanda.
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
0 comments:
Post a Comment