Sunday, December 31, 2006

Terima kasih aku ucapkan kepadaMU ya Allah .... karena kami masih diberi kesempatan untuk kembali menikmati hari Raya Idul Adha ... seneng rasanya, aku sholat 'Id di deket kost'an dan setelah itu baru ke Radio dalam ( Radal ) tempat kakak, sampe sana ternyata diajak nyate kambing ... wah enak banget rasaynya ....
Saturday, December 23, 2006

Istriku Tercinta ( penginnya sih jadi model )
Friday, December 22, 2006
Kasih ibu
Kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai sang surya
Menyinari dunia
Bu... terima kasih ya bu .... kasih sayangmu tak mengharapkan balasan, engkau telah merawatku dan membesarkanku dengan kasih ... aku ga akan bisa membayar kasihmu 'bu ... selamat hari ibu ya bu ...... smoga ibu banyak rejeki, dan panjang umur selalu .. amiien
hari ini... ternyata hari kerja terakhir di tahun 2006, karyawan kantorku mulai diliburkan besok sampe dengan 03 Januari 2007 .... lumayanlah bisa istirahat dirumah, penginnya pulang kampung, tapi kayaknya ga isa deh, soalnya ga cukup duitnya untuk pulang kampung, ya udah deh ... kayaknya liburan dirumah aja sama istri ...
Wednesday, December 20, 2006
Kemana anak-anak itu
Anak-anak yang dilahirkan oleh seluruh bangsa ini
dengan keringat, luka, darah dan kematian
Anak-anak yang dilahirkan oleh sejarah
dengan Air mata tiga setengah abad
Kemana anak-anak itu
Siapa yang menyembunyikan mereka
Siapa yang menculik mereka
Siapa yang meracuni dan membuang mereka
Anak-anak yang bernama kemerdekaan
Anak-anak yang bernama hak makhluk dan harkat manusia
Anak-anak yang bernama cinta kasih sesama
Anak-anak yang bernama indahnya kesejahteraan
Anak-anak yang bernama keterbukaan dankelapangan
Anak-anak itu lari tunggang langgang
Anak-anak itu diserbu oleh rasa takut yang mencekam
Anak-anak itu bertiarap ke bawah semak-semak zaman
Anak-anak itu ngumpet di balik kegelapan
Kematian bukanlah tregedi
kecuali jika kita curi dari Tuhan
hak untuk menentukannya
Nyawa badan
Nyawa rohani
Nyawa kesadaran
Nyawa hak untuk tentram
Nyawa kewajiban untuk berbagi kesejahteraan
Nyawa amanat untuk merawat keadilan
Dihembuskan oleh Tuhan dielus-elus dan ia sayang-sayang
Bahkan nyawa setiap ekor coro
Bahkan nyawa cacing yang menggeliat-geliat
Ia jaga dalam tata kosmos keseimbanganNya
Tuhan sangat bersungguh-sungguh dalam mengurusisetiap tetes embun yang Ia tampung di sehelai daun
Tuhan menyayangi dengan sepenuh hatiNya setiap titik debu yang menempati persemayamanNya
Tapi kita iseng
Kita tidak serius terhadap nilai
Terhadap Tuhanpun kita bersikap setengah hati
- Emha -
hemm... hari ini banyak kerjaan... komputer kantorku banyak yang kena virus, gara-gara kasperskyku kena blacklist hemm... kacian deh .... ujung-ujungnya aku sendiri yang kerepotan, mana banyak banget yang kena virus .... ya wis lah ga papa, dari pada bengong ya.....
Di tengah situasi bangsa yang penuh konflik, di mana pihak-pihaknya tidak jelas benar mana yang salah mana yang benar, bahkan yang bertarung sedemikian banyak dan ragam arah dan kemauannya -- siapakah engkau dan apa yang engkau lakukan? Yang terbaik mungkin engkau menjadi hembusan angin penyejuk. Atau engkau menjadi semacam halilintar yang mampu menggelegar dan mengejutkan semua pihak sehingga semua ketakutan dan belajar untuk mendengarkan kata-katamu. Atau engkau menjadi macan yang bijak, yang mencoba melerai keadaan dan memandu pihak-pihak itu menemukan formula penyelesaian masalah. Kalau bisa jangan menjadi kuda yang gagah: sebab entah pihak mana akan tergiur untuk menunggangimu. Sekurang-kurangnya jadilah anak onta: diperas belum keluar air susunya, ditunggangi belum bisa..
Saturday, December 16, 2006
malam ini...... sebenarnya ga kepikiran mau kemana-mana, tapi ga tau kenapa, aku sama istri bisa sampe puncak cisarua, kepikir ngak sih kepuncak dini hari jam 01:00 , rencana padahal cuma mau cari duren di pasar minggu, tapi mobil kebablasan sampe puncak, padahal cuma pake baju tidur, ( duingin banget rasanya disana sampe menggigil) akhirnya sampe sana cuma pesen jagung bakar dan secangkir kopi , pagi subuh baru pulang .... sampe rumah jam 06:00 pagi .... heheh lumayan masih sempet tidur walupun cuma sebentar ....
Thursday, December 14, 2006
Mungkin ada pesona tertentu yang menghubungkan rohani para penyair. Setahu saya, ada dua penyair yang terpesona pada kesederhanaan. Yang satu Taufiq Ismail. Yang satu lagi Emha Ainun Nadjib. Bulan Juni, 1979, ketika Ki Mohamad Said Reksohadiprodjo meninggal dunia, Taufiq terharu. Ia merasa kehilangan. Ia lalu menulis sajak, buat mengenang orang tua sederhana tapi memancarkan kewibawaan itu. Yang paling pertama ia ingat tentang orang tua itu ialah sandal jepitnya, yang selalu berbunyi soh, soh, soh, menggosok debu Jakarta, menggosok debu Indonesia. Di rumahnya, Taufiq mencari sepatu lari, yang ia beli di negara dunia kesatu. Harganya, tentu saja, mahal. Dan itu membuat Taufiq malu mengenang kesederhanaan Ki Mohamad Said. Penyair ini silau melihat kehidupan orang tua itu. Ketika Mohamad Kasim Arifin, mahasiswa IPB yang selama 15 tahun "menghilang" di Waimital, P. Seram, kembali ke IPB dengan kisah suksesnya membantu petani transmigran yang miskin, Taufiq juga terharu. Kasim, sahabatnya itu, meraih keberhasilan dengan swadaya, tanpa sepeser pun bantuan dana dari pemerintah. Begitu melihat dirinya sendiri, seorang dokter hewan yang hanya bersyair-syair saja kerjanya (begitulah diakuinya dalam sajaknya untuk mengenang Mohamad Kasim Arifin), ia merasa perlu menyembunyikan wajahnya menyembul di kali Ciliwung itu. Kasim yang hidupnya tak gemerlapan itu pun, seperti halnya Ki Mohamad Said, membuatnya merasa malu, risi, dan bersalah. Getaran apakah yang membuat kita bisa merasa risau dan terpojok tak berdaya seperti itu? Mungkin cuma Taufiq sendiri yang tahu jawaban persisnya. Tapi, saya kira Taufiq mengharapkan agar kita punya lebih banyak lagi tokoh seperti Ki Mohamad Said dan Kasim Arifin. Ia, dengan kata lain, tak ingin melihat Ki Mohamad Said berangkat meninggalkan kita. Kematian memang sering bisa memberikan kenangan seperti itu. Dan, celakanya, kita seperti baru sadar, bahwa orang seperti itu penting dan kita perlukan. Dalam "Sajak-sajak Sederhana"-nya, nampak bagaimana penyair Emha Ainun Nadjib gandrung pada kesederhanaan itu. "Tuhanku" katanya. "Ambillah aku sewaktu-waktu. Kematianku kehendak sederhana saja. Orang-orang menguburku hendaknya juga dengan sederhana saja." Barangkali, ini pesan Emha. Tapi barangkali juga salah satu cermin dari pergulatan batinnya sebagai seorang seniman. Seperti Taufiq Ismail, Emha Ainun Nadjib juga kuat memperlihatkan pada kita pemihakannya pada nilai kesederhanaan. Ketika Soedjatmoko meninggal dunia, Emha juga menulis kenangan. Ada sesuatu yang ia kagumi pada diri intelektual beken itu. Oleh karena itu, tak segan ia menyebut Soedjatmoko sebagai ulama. Benar, kata Arab itu artinya memang persis mencerminkan kehidupan Soedjatmoko: orang yang banyak ilmu. Tapi pemberian gelar ulama itu jelas memiliki konotasi lebih: bahwa almarhum bukan cuma berilmu tapi juga, dan ini yang lebih penting, mampu memberikan teladan laku bagi siapa saja. Goenawan Mohamad bahkan menyebut Soedjatmoko bukan cuma teladan ilmu, melainkan juga teladan "laku". Bagi Soedjatmoko, apa yang dikatakan dan yang ditulis tidak cuma cermin ketangkasan berolah pikir, melainkan juga cermin pergulatan batinnya. Orang bilang, keteladanan adalah sesuatu yang hilang dari kita. Kita tak lagi punya sesuatu yang kita banggakan. Tak ada lagi sosok pribadi yang layak kita jadikan teladan. Tampil secara sederhana saja misalnya, juga sesuatu yang tak mudah. Imbauan untuk menyederhanakan hidup sebetulnya pas buat kita. Ia bukan cuma problem bagi orang kaya yang cenderung hidup gemerlapan. Orang miskin pun, entah berkat rangsangan virus apa, banyak yang tak mau tampil apa adanya. Mereka tidak gemerlap, mungkin juga memperlihatkan sikap anti pada gaya hidup itu, barangkali hanya karena belum ada kesempatan. Benar kekaguman Taufiq pada Ki Mohamad Said, karena orang itu telah membuktikan dalam hidupnya. Ia bukan cuma orang sederhana, melainkan mungkin kesederhanaan itu sendiri. --------------- Mohammad Sobary, Jawa Pos 12 Januari 1992
Monday, December 11, 2006
Minggu kemaren adalah hari yang sangat sibuk sekaligus indah.... semua sodara pada ngumpul bareng, apalagi aku, pagi-pagi aku udah sampe di Palmerah ( jemput Lek Echa ), trus langsung menuju Wijaya ( Tempat mbah kakung ), abis itu menuju ke Jeruk Purut ( Tempat Mba' Wanti ) .. nah disitu berhennti sejenak ngumpul bareng, abis itu aku jemput istri dari kerja di Wolter Monginsidi , istri aku ajak ke Jeruk Purut, abis makan langsung berangkat lagi ke Kemang Raya ( Tempat Mamak ) disitu sampe malem banget... abis itu baru deh pulang ... hemm.... cuapek banget badan ini rasannya.... tapi seneng loh....
Saturday, December 09, 2006
hari ini ... pagi-pagi banget jam 05:30 wib. aku udah sampe di stasiun senen .... bapak hari ini balik ke MAGELANG ..... ternyata kepagian aku sampe stasiun, soalnya loket belum ada yang buka... ( buka jam 06.00 wib. katanya ) dan kereta berangkat jam 08:00 wib. beliau ikut kereta Sawunggalih . ( Tujuan Senen - Kutoarjo ) kebetulan aku sampe stasiun, bareng sama suporter PSIS yang baru datang di senen, ( haduh.. pokoknya ruame banget...) yo wis lah ...
Friday, December 08, 2006
Kemaren.... bapak dateng.... seneng banget rasanya, rindu yang udah lama bisa terobati... namun sayang Ibu, nggak ikut serta... tapi, walaupun cuma bapak yang kesini, sudah bisa meringankan rindu ini , apalagi dengan istriku, dia seneng banget .... tadi malem ngobrol ngalor-ngidul sambil nonton TV sampe larut....
Thursday, December 07, 2006
pagi tadi .. aku sama istri koq pengin makan bubur kacang ijo yah...untung ada yang jualan pas di depan gang kontrakan .. hehehe ... mungkin bawaan dedek ya...
Wednesday, July 19, 2006
Magelang, syukur kuucapkan kehadirat ALLAH swt. karena dengan limpahan rahmat dan hidayahNya dipagi yang cerah dengan udara yang sejuk ini, memang benar-menakjubkan.. betapa tidak, dihari yang indah ini, saya bisa melangsungkan akad nikah dengan lancar tanpa ada halangan satupun. disaksikan oleh semua anggota keluarga yang datang dari kamalan-giriwoyo - wonogiri beserta rombongan , acara ini lengkap rasanya .... terimakasih ya ALLAH